Keindahan yang menopang bumi. Langit
Keindahan yang menyurga. Cinta
Pencipta Keindahan tidak mungkin mempercayakan bumi kepada manusia tanpa alasan
Dasar hati manusia adalah tulus menerima. Itulah Cinta
Demikian dengan keindahan yang diusung-Nya dan ditumpahkan oleh-Nya di bumi, cinta
Menjernihkan mata dari kekaburan tentang makna kebahagiaan
Lihat, berapa banyak orang yang membanting stir menuju jalan yang bertolak belakang dengan keindahan yang disarankan oleh-Nya
Dengar, berapa banyak teriakan orang yang meminta untuk diselamatkan dari belenggu yang membatasi dirinya sendiri untuk bergerak
Dunia ini tidak terbatas, tapi bukan tanpa batas. Lihatlah ke langit, itu batasannya. Lampaui standar yang ‘diri’ miliki, Tapi jangan Lampaui langit. Ingat batasan, oke?
Allah menggenggam apa yang diminta hamba-Nya
Hanya kita harus memilih,
Untuk menunggu tanpa tahu kapan akan diberi
Atau menjemput takdirmu sendiri
Kerisauanmu bukan tak dimengerti oleh-Nya
Tengok hati, Dia menaruh sesuatu disana—tentu saja Cinta itu tadi
Jangan jadikan itu alasan untuk sakit berlarut-larut
Jangan jadikan itu sebab kemunduranmu
Kembalikan pada dasar manusia, yang “tulus dan menerima”
“Tulus” mengusung kebaikan dalam tiap titian amal. “Menerima” Pemberian dari Tuhan tanpa syarat. Yang ini namanya syukur. (NN)